Langkah Telkom Indonesia Dukung Sistem Persinyalan Digitalisasi SPBU
Tubuh Pengontrol Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) lagi tingkatkan pemantauan dalam pendistribusian BBM bersubsidi, diantaranya lewat digitalisasi SPBU.
tips membuat kue kering untuk diabetes
Karena itu, BPH Migas menggamit PT Pertamina dan PT Telkom Indonesia dalam pembangunan dan pendayagunaan program digitalisasi SPBU, hingga nanti data yang dibuat bisa dipakai selaku piranti pemantauan oleh BPH Migas.
Digitalisasi SPBU ini pasti harus disokong mekanisme persinyalan yang kuat supaya data yang dibuat tepat. Direktur Enterprise and Business Servis Telkom Edi Witjara menjelaskan, Telkom sudah mempersiapkan langkah-langkah karena itu.
"Jalan keluarnya ada 3 mode. Pertama, memakai fiber optik, jadi diadakan di semua Indonesia," terang Edi dalam pertemuan jurnalis di Kantor BPH Migas, Senin (7/12/2020).
Walau, Edi pahami jika penempatan fiber optik kemungkinan hadapi masalah geografis Indonesia, seperti wilayah daratan tinggi dan lain-lain. Karena itu, jalan keluar seterusnya yang bisa dipakai adalah dengan manfaatkan suport mekanisme persinyalan dari Telkomsel atau perusahaan jaringan yang satu group dengan Telkom.
Ke-3 , bila wilayah itu betul-betul susah dicapai, karena itu Telkom akan memercayakan pendayagunaan satelit. "Sebab Telkom mempunyai satelit yang transporternya bisa memberikan dukungan hal tersebut," kata Edi.
Edi sendiri percaya Telkom bisa menangani masalah signal dalam implikasi digitalisasi SPBU ini, karena menurut dia, Telkom jadi provider jaringan dengan lingkup terluas nyaris di semua Indonesia.
"Kami senang Telkom dapat memberikan dukungan program ini, terima kasih banyak atas keyakinan dari BPH Migas dan Pertamina untuk program ini," ucapnya.
Tubuh Pengontrol Hulu Minyak dan Gas BUmi (BPH Migas) bersama-sama dengan PT Pertamina dan PT Telkom Indonesia mengeluarkan basis digitalisasi SPBU buat memantau dan memantau distribusi Tipe BBM Spesifik (JBT).
Komite Pengawas BPH Migas Lobo Balia menjelaskan, program ini menghasilkan info dan data pendistribusian JBT dan Tipe BBM Spesial Penempatan (JBKP) hingga bisa dipakai selaku piranti pemantauan oleh BPH Migas.
"Yang sama penting dipahami, penyelenggaraan pembagian JBT ini harus kita perhatikan dan pantau. Menjadi program ini bisa menolong dengan melakukan mekanisasi pendataan dan laporan dengan tehnologi info," tutur Lobo dalam pertemuan jurnalis di Kantor BPH Migas, Senin (7/12/2020).
Nanti, program ini diinginkan bisa dipakai selaku alat pengontrol konsumsi JBT terutamanya dalam implikasi pemerlakukan peraturan limitasi pembelian ke bidang pemakai kendaraan transportasi jalan yang konsumsi JBT tipe minyak solar.
Disamping itu, program ini digunakan untuk mengenali tingkat tersedianya suplai BBM, hingga kelangkaan BBM pada tingkat penyalur atau SPBU dapat dihindari.
Direktur Marketing PT Pertamina Patra Niaga Jumali menambah, saat sebelum ada program ini, Pertamina belum mempunyai data tepat berkenaan info pendistribusian BBM bersubsidi di semua Indonesia.
"Dengan digitalisasi ini, Pertamina dan BPH Migas dapat lakukan profil konsumen, siapakah yang membeli JBT, membeli berapakah, di mana, banyaknya berapakah kali, itu dapat ditrace," terangnya.
Program ini baru digerakkan dan tetap akan alami penilaian di depan. Walau, soft rilis program ini dipandang jadi cara riil BPH Migas untuk mengaplikasikan transparan dalam pemantauan pada pembagian JBT supaya pas target dan pas volume.
"Kita animo PT Pertamina dan PT Telkom yang sudah menolong membuat program ini. Ini berarti, kita bisa memperoleh data yang diperlukan," pungkas Lobo.
Peraturan BBM satu harga sekarang dicicipi warga di Palau Rote. Pertamina secara sah menjalankan SPBU Solid, di Dusun Edalode, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (19/7).
